
STOCKHOLM, iNews.id - Pengumuman pemenang hadiah Nobel tahun 2019 terus berlanjut. Setelah pemenang Hadiah Nobel Fisiologi dan Kedokteran diumumkan pada Senin (7/10/2019), hari ini giliran Hadiah Nobel Fisika.
Tiga pemenang tersebut adalah ahli kosmologi keturunan Kanada-Amerika Serikat James Peebles serta ahli astronomi asal Swedia yakni Michel Mayor dan Didier Queloz. Mereka berhak atas uang sebesar 9 juta kronor Swedia atau sekitar Rp12,7 miliar atas penelitian yang membantu meningkatkan pemahaman manusia tentang alam semesta.
Baca Juga: 3 Pria Ini Raih Hadiah Nobel Kedokteran 2019 Setelah Meneliti Oksigen di Tubuh Manusia
Peebles merupakan Profesor Sains di Universitas Princeton Amerika Serikat, Mayor dan Queloz mengabdi di Universitas Jenewa, Swiss. Namun Queloz juga bekerja di Universitas Cambridge, Inggris.
Peebles menjadi pemenang utama dan berhak atas setengah dari uang tersebut sementara sisanya dibagi dua untuk Mayor dan Queloz.
Sekjen Akademi Sains Swedia Goran Hansson mengatakan, Peebles berjasa atas penemuan teori yang berkontribusi dalam meningkatkan pemahaman manusia tentang bagaimana alam semesta berevolusi setelah Big Bang.
Sementara Mayor dan Queloz merupakan dua orang pertama yang menemukan planet di luar sistem tata surya atau disebut exoplanet.
"Penemuan mereka ini mengubah konsepsi kita tentang dunia selamanya," kata juri, dikutip dari AFP, Selasa (8/10/2019).
Dikembangkan lebih dari 20 tahun atau sejak pertengahan 1960-an, teori Peebles menjadi dasar dari gagasan kontemporer tentang alam semesta.
Baca Juga: Kembangkan Laser Operasi Mata, 3 Peneliti Diganjar Hadiah Nobel Fisika
Teori Peebles dibangun di atas konsep Albert Einstein tentang asal-usul alam semesta dengan melihat kembali ke milenia setelah Big Bang, sebuah proses di mana cahaya mulai menembak keluar ruang angkasa. Dengan menggunakan alat dan perhitungan teoretis, dia menggambar hubungan antara suhu radiasi yang dipancarkan setelah Big Bang dengan jumlah materi yang diciptakannya.
Karyanya menunjukkan bahwa materi yang kita ketahui, seperti bintang, planet, bahkan diri kita sendiri, hanya mencapai 5 persen, sedangkan 95 lainnya terdiri dari materi gelap yang tidak diketahui serta energi gelap.
"Ini adalah misteri dan tantangan bagi fisika modern," bunyi pernyataan.
Sementara itu Mayor dan Queloz mampu mendeteksi obyek bola gas yang besarnya sama dengan planet Yupiter, mengorbit di posisi yang jaraknya sekitar 50 tahun cahaya dari Matahari. Mereka mendeteksinya menggunakan alat yang dibuat khusus di observatorium Prancis pada Oktober 1995.
Memanfaatkan fenomena yang dikenal sebagai efek Doppler, yakni mengubah warna cahaya bergantung pada apakah suatu benda mendekat atau menjauh dari Bumi, pasangan itu membuktikan bahwa planet yang disebut dengan 51 Pegasus b tersebut sedang mengorbitkan bintangnya.
Juri mencatat penemuan ini membuka jalan bagi ahli astronomi lainnya dan sejak itu lebih dari 4.000 exoplanet telah ditemukan di galaksi kita.
Dalam sebuah pernyataan, kedua astronom itu bersyukur atas kemenangan mereka dan menyebutnya sebagai sangat luar biasa. Mayor dan Queloz menilai penemuan tersebut merupakan yang paling menarik selama karier.
Selain mendapat uang, para pemenang berhak atas medali emas dan sertifikat. Hadiah akan diberikan oleh Raja Carl XVI Gustaf dalam acara di Stockholm, Swedia, pada 10 Desember 2019, bersamaan dengan peringatan meninggalnya ilmuwan Alfred Nobel pada 1896.
Editor : Anton Suhartono
https://www.inews.id/news/internasional/3-ilmuwan-as-dan-swedia-sabet-hadiah-nobel-fisika-2019-terkait-penelitian-alam-semesta
2019-10-08 12:17:00Z
52781840335194
Bagikan Berita Ini
0 Response to "3 Ilmuwan AS dan Swedia Sabet Hadiah Nobel Fisika 2019 Terkait Penelitian Alam Semesta - iNews"
Post a Comment